Sosok kuli tinta kita sudah tak asing lagi disebutin. Orang yang pekerjaan kuli tinta sangat di hormati di semua kalangan, dari kalangan bawah maupun kalangan atas, lagi-lagi kita kehilangan sang kuli tinta dari Palembang kita simak kutipan ini dari : detik.com, bahwa Tokoh Pers Palembang, Ismail Djalili Meninggal Dunia Palembang - Masyarakat Palembang kehilangan tokoh persnya, Ismail Djalili. Pendiri sekolah jurnalistik dan pemerintahan Stisipol Candradimuka, Palembang itu meninggal dunia dalam usia 78 tahun, Minggu (6/2/2011) sekitar pukul 06.00 WIB di Rumah Sakit Charitas Palembang.
Ismail Djalili tampil terakhir di publik pada peringatan Hari Pers Nasional 2010 di Palembang pada Januari 2010. Dia merupakan salah satu wartawan senior di Indonesia yang menerima Kartu Pers Nomor Satu, bersama Rosihan Anwar, Jacob Utama, Dahlan Iskan, Karni Ilyas, M Soleh Thamrin, Tarman Azzam, dan Bambang Harimurti.
Bapak dari dua anak ini rencananya akan dikebumikan siang ini, seusai salat ashar dari rumah duka di Perumahan Kampus Blok B-12 Palembang.
Selain dikenal sebagai wartawan, Ismail Djalili juga dikenal sebagai seniman, khususnya teater dan sastra. Puluhan buku sastra ditulisnya, termasuk naskah teater dan film. Tahun 2010, dia menerima penghargaan dari Dewan Kesenian Sumsel sebagai tokoh seni di Sumatra Selatan.
Ismail Djalili dilahirkan di Menggala, Lampung, pada 26 Mei 1933. Namun setelah sekolah di Yogyakarta dia merantau ke Palembang. Dia memulai karier sebagai wartawan sambil berkesenian.
(tw/fay)
Ismail Djalili tampil terakhir di publik pada peringatan Hari Pers Nasional 2010 di Palembang pada Januari 2010. Dia merupakan salah satu wartawan senior di Indonesia yang menerima Kartu Pers Nomor Satu, bersama Rosihan Anwar, Jacob Utama, Dahlan Iskan, Karni Ilyas, M Soleh Thamrin, Tarman Azzam, dan Bambang Harimurti.
Bapak dari dua anak ini rencananya akan dikebumikan siang ini, seusai salat ashar dari rumah duka di Perumahan Kampus Blok B-12 Palembang.
Selain dikenal sebagai wartawan, Ismail Djalili juga dikenal sebagai seniman, khususnya teater dan sastra. Puluhan buku sastra ditulisnya, termasuk naskah teater dan film. Tahun 2010, dia menerima penghargaan dari Dewan Kesenian Sumsel sebagai tokoh seni di Sumatra Selatan.
Ismail Djalili dilahirkan di Menggala, Lampung, pada 26 Mei 1933. Namun setelah sekolah di Yogyakarta dia merantau ke Palembang. Dia memulai karier sebagai wartawan sambil berkesenian.
(tw/fay)
Semoga menjadi kita lebih terinspirasi lagi, dengan karya-karya dia, saya berduka atas meningglanya sang wartawan. Semoga di terima disi sang kholiq.





0 comments:
Posting Komentar