Blog Archive

translate

labels

Join The Community

Premium WordPress Themes

Kamis, 17 Maret 2011

Bom Buku Marak, Jangan Jadi Takut pada Buku

Bom Buku Marak, Jangan Jadi Takut pada Buku
Jakarta - Buku-buku tebal itu menjadi kamuflase bom yang dikirimkan di 4 tempat di Jakarta. Namun jangan sampai bom buku yang dikirim melalui paket tersebut membuat masyarakat takut pada buku.

"Buku ini hanya kamuflase agar tidak cepat diketahui. Buku kan tidak gampang dicurigai ketimbang mobil yang terparkir lama atau bungkusan besar sebesar kardus mie instan, misalnya. Buku ini membuat penerimanya tidak curiga," kata kriminolog UI, M Irvan Olii, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (17/3/2011).

Dia menambahkan, dengan adanya bom buku tersebut masyarakat harus tetap waspada, namun jangan sampai takut pada buku. "Kalau lihat tumpukan buku langsung bilang bom buku, tukang fotokopi bawa buku langsung ketakutan. Jangan sampai lantas ketakutan begitu," ujarnya.

Irvan menuturkan, jika masyarakat mendapat paket dari orang tidak dikenal, sebaiknya tidak gegabah dibuka. Letakkan benda tersebut di tempat yang jauh dari jangkauan masyarakat dan segera hubungi polisi.

"Kalau curiga, jangan ditangani sendiri. Polisi kan ada bagian sendiri yang bertugas menangani ini," lanjut Irvan.

Menurutnya, ada berbagai kamuflase untuk bom. Bom bisa dikamuflase dengan sepeda, mobil, bahkan pesawat. Teknik kamuflase ini dipakai agar bom tidak mudah terdeteksi.

"Sepertinya ini terinspirasi dengan yang di Amerika, dulu kan ada surat berisi anthrax. Ini bisa macam-macam, ke perangkat elektronik juga bisa," ucap dia.

Mematikan atau tidak, imbuh Irvan, tergantung pada daya ledak bom dan efeknya. Bisa saja ledakan bom berdaya ledak rendah itu tidak menimbulkan luka, namun jika si penerima memiliki sakit jantung maka bisa meninggal.

Sejauh ini, Irvan memang tidak melihat benang merah keempat orang penerima bom buku. Namun dia percaya polisi bisa mengungkap siapa di balik bom buku tersebut.

"Kalau bom Natal, jelas mengarah pada titik tertentu. Kalau ini masih belum tahu, bisa jadi iseng-iseng untuk meningkatkan popularitas. Tapi tentu polisi yang berwenang untuk menyampaikannya," ujarnya.

Apakah bom semacam ini ke depannya akan terus ada? "Bom dalam bentuk lain akan terus ada, seperti halnya pembunuhan. Untuk mengurangi adalah dengan melakukan tindakan pencegahan dan penelusuran mendalam. Dicari sebab musababnya," terang Irvan.

Pada Selasa (15/3) lalu, bom buku dikirimkan pada waktu bersamaan untuk tokoh
Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, Kalakhar Badan Narkotika Nasional yang
juga bidan Densus 88 Komisaris Jenderal Gories Mere dan Ketua Umum Partai Patriot
Japto S Soerjosoemarno. Sedangkan pada Kamis (17/3) ini, bom yang sama diterima oleh penyanyi Ahmad Dani.

Semua buku itu berhalaman lebih dari 400 halaman. Cover buku diduga khusus dibuat saat hendak dikirimkan dan tidak mencerminkan isi buku.

(vit/nrl)

0 comments:

Posting Komentar