Citibank Bantah Adanya Kekerasan Fisik

 Liputan6.com, Jakarta: Pihak Citibank membantah adanya temuan kekerasan fisik terhadap nasabahnya yang tewas setelah menemui debt collector atau penagih utang, Irzen Octa. Hal itu diakui berdasarkan temuan audit internal Citibank sendiri.
Pernyataan tersebut diakui Citi Country Officer (CCO) Citibank Shariq Mukhtar dalam pertemuannya dengan anggota Komisi XI, Selasa (5/4) malam, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Menurut Shariq, banyaknya spekulasi dan pemberitaan di media massa yang dituduhkan kepada perusahaannya, tidak benar. Shariq membantah, wafatnya nasabah kartu kredit Citibank yang tak lain Sekretaris Jenderal Partai Pemersatu Bangsa tersebut bukan karena kekerasan fisik.
"Pertama kami menyatakan belasungkawa dan terkejut atas meninggalnya nasabah kami Irzen Octa. Kami telah mengunjungi keluarga almarhum untuk menyampaikan dukacita. Kami melihat banyak spekulasi yang ada melalui pers dan media masa. Tapi, sesuai temuan investigasi internal kami tidak ditemukan kekerasan fisik pada nasabah kami," ujar Shariq dalam paparannya kepada anggota Komisi XI.
Menurut dia, saat ini Citibank telah bekerja sama dengan kepolisian untuk mencari kebenaran dan hingga kini masih berlangsung. Pihaknya juga akan memberikan dukungan sepenuhnya kepada kepolisian dalam menyelesaikan kasus tersebut.
Lebih jauh Shariq mengatakan, sekalipun Citibank telah menerapkan standar yang tinggi dalam konsep penagihan melalui debt collector, ia mengaku banyak praktik-praktik debt collector seperti yang diberitakan belakangan di media. "Kami sepenuhnya mengerti harus ada kontrol kuat dan terbuka serta mematuhi aturan dan syarat yang ada dalam menagih utang," tandasnya [baca: Tewasnya Irzen, Lemahnya Pengawasan BI].(ANS)